Pulau dewata tidak hanya terkenal
dengan ke indahan alam dan pantainya saja, salah satu objek wisata yang juga
banyak di kunjungi wisatwan adalah hutan mangrove bali atau mangrove center
bali. Hutan mangrove ini berlokasi di kawasan suwung kawuh, kalau datang dari
arah airport ke arah sanur melewati jalan bypass ngurah rai adanya di
kanan jalan, sebelum perempatan benoa.
Luas hutan mangrove di bali 1.786
Ha, dari luas tersebut tidak semuanya ditanami oleh mangrove ini disebabkan
oleh berbagai faktor penyebab antara lain adalah disebabkan pencemaran,
konversi lahan hutan, penebangan liar, pinjam pakai kawasan hutan, pemukiman
dan lain-lain.
Hutan mangrove memiliki fungsi dan
manfaat yang sangat penting sebagai penyangga kehidupan dan kelestarian wilayah
pantai. Adapun manfaat dan fungsi dari mangrove antara lain :
• Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.
• Penghasil sejumlah besar detritus (hara) bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut.
• Daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
• Penghasil kayu konstruksi, kayu baker, bahan baku arang, dan bahan baku kertas.
• Pemasok larva (nener) ikan, udang dan biota laut lainnya.
• Habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet)
• Sebagai tempat ekowisata
• Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.
• Penghasil sejumlah besar detritus (hara) bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut.
• Daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
• Penghasil kayu konstruksi, kayu baker, bahan baku arang, dan bahan baku kertas.
• Pemasok larva (nener) ikan, udang dan biota laut lainnya.
• Habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet)
• Sebagai tempat ekowisata
Jika kalian berkunjung ke kawasan
hutan mangrove bali, cukup dengan membayar biaya masuk Rp 5.000 rupiah, kalian
bisa berkeliling di atas jembatan kayu memutari kawasan hutan mangrove yang
sejuk dan teduh, sepanjang mata memandang di hiasi rindangnya mangrove yang
sudah tua usianya, sesekali bisa melihat kepiting kecil dan satwa-satwa burung.
Pada sudut paling ujung kalian bisa melepas lelah memandang lautan dan
kapal-kapal pesiar di kejauhan, disediakan tempat istirahat berbentuk gazebo
dari kayu, di kejauhan terlihat burung-burung bango berterbangan dan mendarat
di atas air yang surut mencari makan.
Berkunjung ke hutang mangrove lebih
tepat di lakukan pada sore hari, jika cuaca bagus bisa mengabadikan moment-moment
indah di sepanjang jalan kayu mengelilingi hutan mangrove yang rimbun. Di
tengah hutan mangrove terdapat gazebo bertingkat yang terbuat dari kayu, dari
atas ini bisa memandang indahnya gugusan mangrove dan mengabadikan objek foto
dari atas.
Sebenarnya ada 2 gazebo di hutang
mangrove ini, tapi sayang gazebo satu lagi yang berfungsi untuk mengamati satwa
burung sudah rusak termakan usia dan tidak bisa di gunakan lagi. Bukan hanya
gazebo yang rusak, sarana jalan menuju hutan mangrove yang terbuat dari papan
juga sudah banyak yang rusak termakan usia, penyanggahnya pun demikian
jadi harus penuh hati-hati untuk melewatinya supaya tidak jatuh. Sampah yang
menghiasi pohon mangrove juga kurang di bersihkan, sampah jenis plastik terbawa
air dari sungai-sungai yang bermuara mengotori mangrove.
Mungkin hal ini bisa jadi perhatian
pemda dan dinas terkait untuk membenahi prasarana yang ada, agar pengunjung
hutan mangrove lebih nyaman dalam berwisata. menjaga kebersihan tempat wisata
juga bukan tugas pengelola saja, tapi pengunjung pun harus menjaga, dengan
tidak membuang sampah dan mengotori tulisan-tulisan di dinding dan papan pada
gazebo membuat kotor dan tidak nyaman di lihat, padahal jika pengunjung paham
dan sadar di pintu masuk sudah tertulis larangan-larangan dilakukan di hutan
mangrove.
Proyek pengembangan pengelolaan
hutan mangrove dibantu oleh Pemerintah Jepang melalui Japan International
Cooperation Agency (JICA) dalam melaksanakan proyek pada tanggal 4 November
1992 sampai dengan tahun 1999. Jika berwisata ke bali tidak ada salahnya mampir
ke hutan mangrove bali yah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar