Rabu, 31 Oktober 2012

Jalan-jalan dulu ke Bali :D



Lautnya pasang, jadi gk bisa nyebrang ke pura nya












Kalau mau liat "sumur", disini tempatnya - Padang-padang Beach


Sunset Uluwatu



Iseng aja nih temen, pake foto beginian



Bule kurang kerjaan

Berangkatnya enak turun tangga, pulangnya? ampun DJ








Parah, taman lawang pindah ke Bali

  
Ada yang minat?? gratissss

@. Bali Juli 2012

Kisah Tragis, Buaya Putih sampai Harta Karun Danau Tolire


Danau Tolire adalah danau yang terletak di Ternate, Maluku Utara. Danau yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Ternate ini, selain bentuknya unik juga memiliki cerita legenda yang menarik. Danau Tolire berada di bawah kaki Gunung Gamalama, gunung api tertingi di Maluku Utara. Danau itu sendiri terdiri dari dua buah. Masyarakat setempat menyebutnya Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil. Jarak antara keduanya hanya sekitar 200 meter.
Dari kedua danau ini, Danau Tolire Besar memiliki keunikan tersendiri. Danau ini menyerupai loyang raksasa. Dari pinggir atas hingga ke permukaan air danau dengan kedalaman sekitar 50 meter dan luas sekitar 5 hektare. Sementara kedalaman danau itu sendiri hingga kini tidak diketahui. Sampai saat ini belum ada yang mengukur kedalaman danau ini. Tetapi menurut cerita leluhur, kedalamannya berkilo-kilo meter dan berhubungan langsung dengan laut.


Mumpung lg disana, mejeng duluboleh dong
Keunikan lain dari danau ini adalah kalau melempar sesuatu ke danau, bagaimana pun kuatnya lemparan dengan menggunakan batu atau benda lain, misalnya, tidak akan pernah menyentuh air danau. Padahal saat melempar dari pinggir atas danau, air danau terlihat berada di bawah kaki si pelempar. Barangkali mereka yang pertama kali berkunjung ke danau itu, tidak akan percaya dengan fakta itu. Tapi saya sudah membuktikannya, dan itu benar. Boleh mencoba melemparnya setelah membeli batu yang banyak dijual di pinggir danau seharga Rp 1.000 untuk lima biji batu. Sejauh ini tidak seorang pun mampu melemparkan batu-batu itu hingga menyentuh permukaan air danau.


Menurut warga masyarakat setempat, banyak harta karun tersimpan di dasar Danau Tolire Besar. Harta karun ini milik masyarakat Kesultanan Ternate saat Portugis menjajah Ternate abad ke-15. Masyarakat Ternate saat itu banyak membuang hartanya yang berharga ke dalam danau agar tak dirampas tentara Portugis.
Sejauh ini belum ada instansi atau pihak tertentu yang melakukan penyelidikan secara khusus atas kebenaran pengakuan masyarakat itu. Namun beberapa waktu lalu, seorang anggota Brimob dengan menggunakan sonar mendeteksi benda-benda yang ada di dasar danau. Hasilnya, terindikasi ada benda-benda logam berada di dasar danau.
Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, menurut cerita masyarakat setempat, dulunya adalah sebuah kampung yang masyarakatnya hidup sejahtera. Kampung ini kemudian dikutuk menjadi danau oleh penguasa alam semesta, karena salah seorang ayah di kampung itu menghamili anak gadisnya sendiri.
Saat ayah dan anak gadisnya yang dihamilinya itu akan melarikan diri ke luar kampung, tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri anjlok dan berubah menjadi danau. Danau Tolire Besar dipercaya sebagai tempat si ayah. Sedangkan Danau Tolire Kecil diyakini sebagai tempat si gadis.
Untuk mengunjungi Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, tidaklah sulit. Untuk mencapai tempat itu hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Ternate, dengan menggunakan mobil carteran Rp 250.000 per hari, atau menyewa ojek sepeda motor dengan tarif Rp 10.000 per jam.
Saat mengunjungi Danau Tolire Besar, banyak obyek wisata lainnya yang bisa dinikmati, seperti keindahan panorama puncak Gunung Gamalama, sejumlah benteng peninggalan Portugis dan makan Sultan Babullah, Sultan Ternate yang paling terkenal - yang terdapat di jalan menuju danau tersebut.
Selain itu, wisatawan dapat pula menikmati keindahan pasir putih Pantai Sulamadaha, yang terletak hanya sekitar tiga kilometer dari Danau Tolire Besar. Dari sini, pengunjung juga bisa menyewa perahu untuk memancing ikan atau pergi menyelam menyaksikan keindahan panaroma bawah laut di sekitar pantai itu.

View kota Ternate dari salah satu sudut kota.

Bersih, tidak banyak sampah bertebaran di Jalan.

 Ayo jalan-jalan ke Ternate, Indonesia gak kalah indah sama negara lain ;)

Berwisata ke hutan mangrove Bali



Pulau dewata tidak hanya terkenal dengan ke indahan alam dan pantainya saja, salah satu objek wisata yang juga banyak di kunjungi wisatwan adalah hutan mangrove bali atau mangrove center bali. Hutan mangrove ini berlokasi di kawasan suwung kawuh, kalau datang dari arah airport ke arah sanur  melewati jalan bypass ngurah rai adanya di kanan jalan, sebelum perempatan benoa.










Luas hutan mangrove di bali 1.786 Ha, dari luas tersebut tidak semuanya ditanami oleh mangrove ini disebabkan oleh berbagai faktor penyebab antara lain adalah disebabkan pencemaran, konversi lahan hutan, penebangan liar, pinjam pakai kawasan hutan, pemukiman dan lain-lain.

Hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting sebagai penyangga kehidupan dan kelestarian wilayah pantai. Adapun manfaat dan fungsi dari mangrove antara lain :
• Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.
• Penghasil sejumlah besar detritus (hara) bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut.
• Daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
• Penghasil kayu konstruksi, kayu baker, bahan baku arang, dan bahan baku kertas.
• Pemasok larva (nener) ikan, udang dan biota laut lainnya.
• Habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet)
• Sebagai tempat ekowisata

Jika kalian berkunjung ke kawasan hutan mangrove bali, cukup dengan membayar biaya masuk Rp 5.000 rupiah, kalian bisa berkeliling di atas jembatan kayu memutari kawasan hutan mangrove yang sejuk dan teduh, sepanjang mata memandang di hiasi rindangnya mangrove yang sudah tua usianya, sesekali bisa melihat kepiting kecil dan satwa-satwa burung. Pada sudut paling ujung kalian bisa melepas lelah memandang lautan dan kapal-kapal pesiar di kejauhan, disediakan tempat istirahat berbentuk gazebo dari kayu, di kejauhan terlihat burung-burung bango berterbangan dan mendarat di atas air yang surut mencari makan.
 
Berkunjung ke hutang mangrove lebih tepat di lakukan pada sore hari, jika cuaca bagus bisa mengabadikan moment-moment  indah di sepanjang jalan kayu mengelilingi hutan mangrove yang rimbun. Di tengah hutan mangrove terdapat gazebo bertingkat yang terbuat dari kayu, dari atas ini bisa memandang indahnya gugusan mangrove dan mengabadikan objek foto dari atas.

Sebenarnya ada 2 gazebo di hutang mangrove ini, tapi sayang gazebo satu lagi yang berfungsi untuk mengamati satwa burung sudah rusak termakan usia dan tidak bisa di gunakan lagi. Bukan hanya gazebo yang rusak, sarana jalan menuju hutan mangrove yang terbuat dari papan juga sudah banyak yang rusak termakan usia, penyanggahnya pun demikian  jadi harus penuh hati-hati untuk melewatinya supaya tidak jatuh. Sampah yang menghiasi pohon mangrove juga kurang di bersihkan, sampah jenis plastik terbawa air dari sungai-sungai yang bermuara mengotori mangrove.

Mungkin hal ini bisa jadi perhatian pemda dan dinas terkait untuk membenahi prasarana yang ada, agar pengunjung hutan mangrove lebih nyaman dalam berwisata. menjaga kebersihan tempat wisata juga bukan tugas pengelola saja, tapi pengunjung pun harus menjaga, dengan tidak membuang sampah dan mengotori tulisan-tulisan di dinding dan papan pada gazebo membuat kotor dan tidak nyaman di lihat, padahal jika pengunjung paham dan sadar di pintu masuk sudah tertulis larangan-larangan dilakukan di hutan mangrove.
 
Proyek pengembangan pengelolaan hutan mangrove dibantu oleh Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam melaksanakan proyek pada tanggal 4 November 1992 sampai dengan tahun 1999. Jika berwisata ke bali tidak ada salahnya mampir ke hutan mangrove bali yah.